Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

BUTUH DISEMBUHKAN

Gambar
Senin, 10 September 2018 BUTUH DISEMBUHKAN Lukas 6: 6-11 Jika kita terbiasa melihat yang baik, segala sesuatu akan terlihat baik. Sebaliknya jika kita terbiasa melihat yang buruk, segala sesuatu akan terlihat buruk. Beginilah gambaran orang Farisi dan Ahli Taurat dalam Injil hari ini. Mereka tidak bisa melihat kebaikan yang Yesus lakukan; menyembuhkan orang yang mati tangannya. Mereka malah melihat kebaikan ini sebagai perbuatan melanggar hukum. Alasannya, dibuat pada hari Sabat dan di Bait Allah pula. Boleh dibilang mereka datang ke tempat kudus ini hanya untuk melihat sisi negatif dari perbuatan Yesus. Mereka ini sebenarnya yang butuh disembuhkan. Orang cacat tangan tadi punya niat baik datang ke sini yakni untuk disembuhkan. Tetapi, sepertinya orang Farisi dan Ahli Taurat mesti disembuhkan juga. Kita kadang seperti orang Farisi; cenderung melihat sisi negatif dari orang yang kita tidak suka. Jadinya, semua yang dia perbuat adalah buruk. Kita butuh disembuhkan.

BELAJAR DARI “JOJO”

Gambar
Minggu, 9 September 2018 BELAJAR DARI “JOJO” Markus 7: 31-37 Beberapa tahun lalu, saya tinggal di panti asuhan. Di sana saya bertemu banyak orang cacat fisik. Saya kagum dengan seorang anak kecil yang bukan saja tuli tetapi juga tidak bisa bicara. Komunikasi kami waktu itu hanya dengan bahasa simbol. Misalnya dengan memperagakan cara mengambil sendok dan memasukkannya ke mulut untuk mengatakan makan. Sedangkan untuk minum kami memperagakan cara memegang gelas lalu memasukkannya ke mulut. Kekaguman saya makin besar saat saya tahu bahwa dia mengerti bahasa simbol saya. Kedua bahasa simbol di atas hanyalah contoh dan biasa kami gunakan dalam komunikasi sehari-hari dengan mereka. Reaksinya masih saya ingat saya dia mengerti bahasa saya: dia akan tersenyum dan melihat saya. Dalam Injil hari ini, kita berjumpa dengan orang semacam ini. Orang-orang membawanya pada Yesus. Sayangnya dia tidak bisa berkomunikasi dengan Yesus. Mulut dan telinganya tertutup. Yesus pun memperla

CINTA AGAPE ALA YESUS

Gambar
Minggu, 6 Mei 2018 CINTA AGAPE ALA YESUS Yoh 15: 9-17 FOTO: pinterest.com Hari-hari ini, tema cinta menjadi menu Injil harian. Kita selalu bersinggungan dengan tema cinta tiap kali mendengar bacaan dari Yohanes. Sebagaimana kita tahu, dalam Yohanes, Yesus berbicara secara langsung; saya mengatakan, saya meminta kalian, dan sebagainya. Dalam Injil Sinoptik biasanya jarang seperti ini. Seperti Injil hari ini mengisahk an bagaimana Yesus memerintah murid-Nya untuk mencintai satu sama lain. Menarik juga karena Ia mencintai mereka lalu menyuruh mereka mencintai seperti Yesus mencintai mereka. Perintah setelah beri contoh. Cinta ini adalah cinta Kristiani. Yesus menyuruh kita juga untuk saling mencintai. Mencintai di sini unik karena kita mencintai seperti kita dicintai oleh Yesus. Kita mencintai bukan dengan model cintai duniawi. Mencintai ala Yesus adalah cinta agape: cinta tanpa mengharapkan imbalan. Ayah dan Ibu kita pada umumnya mencintai kita dengan cinta AGAPE kare

MARTIR ZAMAN SEKARANG

Gambar
Sabtu, 5 Mei 2018 MARTIR ZAMAN SEKARANG Yoh 15: 18-21 FOTO: papaboys.org Gereja Katolik abad ini menderita karena banyak anggotanya yang meninggal karena dibunuh atau dikenal dengan kematian sebagai martir. Martir memang mesti diakui dari Vatikan melalui komisi yang mengurus proses menjadi orang suci. Namun, tanpa pengakuan dari Vatikan, kita boleh menyebut mereka ini martir. Mereka dibunuh karena mewartakan cinta  Tuhan, cinta yang membebaskan. Kata Yesus, dunia akan membenci kalian dan ini karena nama-Ku.  Dua minggu lalu seorang Pastor meninggal di Filipina. Ia ditembak setelah misa. Seperti dia, banyak pastor lain yang meninggal pada tahun ini: di Kongo, Meksiko, dan beberapa negara lainnya. Mari kita berdoa untuk mereka. Meteka adalah para saksi betapa iman Kristiani mengefepankan cinta Allah yang tanpa batas.

YESUS: UNCONDITIONAL LOVE

Gambar
Jumat, 4 Mei 2018 YESUS: UNCONDITIONAL LOVE Yoh 15: 12-17 FOTO: hardfordshelter.org Mencintai musuh memang sulit bagi manusia tetapi tidak bagi Yesus. Yesus tahu, Ia sudah melakukannya maka Ia mengajak kita untuk melakukan hal serupa. Mencintai musuh adalah mencintai tanpa batas, tanpa syarat. Mencintai tanpa batas adalah cinta yang suci. Yesus mencintai kita tanpa batas. Lihatlah saat di kayu salib, Yesus tetap mencintai  panggilannya sebagai utusan Bapa. Ia tidak terbatas pada sengsara atau hidup enak. Ia terus menerus mewartakan bahwa Allah mencintai kita.  Mampukah kita seperti ini? Bersama Yesus kita bisa. Kita membaca kisah Injil hari ini terus menerus untuk mengingatkan kita akan cinta Tuhan. Selamat beraktivitas

YESUS ADALAH JALAN, KEBENARAN dan HIDUP

Gambar
Kamis, 3 Mei 2018 St Thomas dan St Yakobus YESUS ADALAH JALAN, KEBENARAN dan HIDUP Yoh 14: 6-14 FOTO: cclifefl.org Menarik melihat Yesus menunjukkan dirinya sebagai Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Jalan tentu amat penting untuk membuka arah ke tempat yang baru. Yesus bisa membuka pikiran kita ke arah pikiran-Nya. Pikiran-Nya adalah Kebenaran. Kebenaran bagi kita orang Kristiani—kata Paus Fransiskus—bukan sebuah idea tetapi seseorang; Yesus. Baik jika kita mempunyai relasi khusus dengan Kebenaran ini. Inilah yang akan menjiwai kehidupan kita. Yesus adalah Hidup yang akan menghidupkan jalan dan pikiran kita. Mari kita belajar dari St Thomas dan St Yakobus: murid Yesus sekaligus pencari kebenaran.

TINGGAL DALAM YESUS

Gambar
Rabu, 2 Mei 2018 SANTO ATANASIUS  (295-373), Pujangga Gereja TINGGAL DALAM YESUS Yoh 15: 1-8 FOTO: it.cultura.religioni.narkive.com Injil hari ini sama dengan hari Minggu kemarin. Kali ini baik jika kita merenungkan kata-kata Yesus: TINGGALLAH DALAM AKU. Tinggal berarti diam dan menetap. Yesus mengajak kita untuk diam dan menetap bersama-Nya. Tentang hal ini kita bisa lihat betapa kita kadang-kadang sulit untuk tinggal bersama Yesus. Beberapa murid bahkan tertidur. Tinggal dalam Yesus memang mesti total mengarahkan hati hanya pada-Nya.  Kita bisa belajar diam dan menetap dengan Yesus saat ini dari para rahib dan rubiah. Mereka ini adalah biarawan-biarawati yang tugasnya berdoa sepanjang hari dan sepanjang malam. Mereka tinggal selamanya di dalam biara yang tertutup. Tidak satu orang pun bisa masuk dalam rumah mereka. Santo Atanasius dari Mesir adalah pelopor yang memprrkenalkan kehidupan para monastik (rahib dan rubiah) ke Dunia Barat (Eropa). Selain itu, dia jug

SANTO YOSEF PEKERJA

Gambar
Selasa, 1 Mei 2018 SANTO YOSEF PEKERJA Yoh 14: 27-31 FOTO: picstame.com Santo Yosef dikenal sebagai Pelindung para pekerja. Memang dia adalah seorang pekerja: tukang kayu. Di banyak negara di dunia, Santo Yosef dipestakan pada hari ini. Dia menjadi teladan karena dia membawa Kristus lewat kerjanya. Semoga ini menjadi contoh bagi pekerja Katolik. Tentang hal ini, Injil hari ini juga menyinggungnya.  Yosef adalah bapa k Yesus tetapi Yesus juga mempunyai Bapa yang sangat Ia cintai. Hari ini Yesus mengatakan, “Saya mencintai Bapa dan menjalankan semua perintah-Nya.” Ini teladan yang patut kita tiru. Belajar conta dari Yesus dan belajar tekun bekerja dari Santo Yosef.

ROH KUDUS AKAN MEMBANTU KITA

Gambar
Senin, 30 April 2018 ROH KUDUS AKAN MEMBANTU KITA Yoh 14: 21-26 FOTO: hdgmvietnam.org Injil hari ini memberi kita semangat dalam hidup harian. Semangat itu adalah CINTA. Inilah yang menjadi ikatan relasi Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Yesus mengajak kita untuk mendengarkan nasihat-Nya yakni tentang Mencintai sesama. Ajakan kedua yakni mematuhi perintah-Nya. Ini tampak melalui sakramen-sakramen dalam Gereja. Untuk membant u kita, Yesus mengirim Roh Kudus, paraclito’. Inilah yang memungkinkan kita mendengar Sabda-Nya dan mengikuti perintah-Nya. Kita tidak akan bisa mendengarkan nasihat Yesus tanpa bantuan Roh Kudus. Maka, memohon terang Roh Kudus adalah penting. Jika ini sudah kita hidupi, kita akan dijiwai oleh semangat cinta. Semangat itu mesti kita sebarkan kepada sesama. Jika kita masih menikmatinya sendiri, boleh jadi kita tidak akan pernah menghidupi cinta itu secara penuh. Mari berbagi dan sebarkan tentang cinta.

AKULAH POKOK ANGGUR DAN KAMU RANTINGNYA

Gambar
Minggu, 29 April 2018 AKULAH POKOK ANGGUR DAN KAMU RANTINGNYA Yoh 15: 1-8 FOTO: duniaplant.blogspot.com Injil Minggu Paskah ke-5 ini amat menarik. Yesus menyebut dirinya Pokok Anggur dan kita sebagai ranting-rantingnya. Dari sini tampak bahwa Yesus ingin bersatu dengan kita. Ia ingin agar kita hidup dengan-Nya.  Ranting akan selalu menyatu dengan pohonnya. Buah yang dihasilkan berasal dari pohon. Maka, ranting memang mesti menyatu dengan pohon. Kita mesti menyatu dengan Yesus.  Yang tidak berbuah—kata Yesus—akan dipotong agar menghasilkan buah. Kita memang seperti anggur itu. Jika kita tidak menyatu dengan Yesus kita akan seperti ranting yang tidak berbuah.  Maka, kita mesti menyatu dengan pokok anggur yakni Yesus. Sarana persatuan ini banyak: Sabda Tuhan, Sakramen-sakramen, dan praktik devosi. Melalui sarana inilah kita menyatu dengan Yesus.  Cobaan hidup kita adalah proses menuju pembuahan. Jika kita menyatu dengan Yesus, cobaan itu akan menguatkan kit

PERTANYAAN FILIPUS KEPADA YESUS

Gambar
Sabtu, 28 April 2018 PERTANYAAN FILIPUS KEPADA YESUS Yoh 14: 7-14 FOTO: avantaje.ro Filipus dan murid lainnya belum paham tentang Yesus. Mereka lebih bingung saat Yesus menjelaskan tentang relasi Bapa, Putra dan Roh Kudus. Relasi ini memang kadang sulit dipahami tapi ada satu kata kunci yakni CINTA. Trinitas adalah ikatan cinta. Trinitas bukanlah relasi yang terpisah-pisah. Itulah sebabnya Yesus mengatakan kepada Filipus, mengenal saya berarti mengenal Bapa, melihat Aku berarti melihat Bapa. I nilah relasi cinta yang tak terpisahkan. Kita kiranya bisa belajar cinta dari Sang Trinitas, Bapa-Putra-Roh Kudus. Relasi ini bisa kita terapkan dalam hidup harian. Filipus bertanya agar Yesus menunjukkan Bapa kepada mereka. Padahal, dalam diri Yesus ada Bapa juga. Kita bisa belajar untuk saling mengenal sesama kita seperti Filipus yang berusaha memahami Yesus dan Bapa. 

AKULAH JALAN, KEBENARAN, DAN HIDUP

Gambar
Jumat, 27 April 2018 AKULAH JALAN, KEBENARAN DAN HIDUP Yoh 14: 1-6 FOTO: papaboys.org Sungguh indah perikop Injil hari ini. Yesuslah yang membuatnya indah. Ia datang ke dunia untuk tinggal dengan kita. Ia kemudian kembali ke rumah Bapanya untuk menyiapkan tempat bagi kita. Kata Yesus: siapkan tempat untukmu. Sungguh indah. Tempat itu sungguh menjadi rumah kita semua. Rumah Bapa adalah rumah kita. Yesus dengan demiki an bekerja dengan dua tangan: satu untuk membantu kita di dunia dan lainnya untuk menyokong perjalanan kita selanjutnya ke rumah Bapa. Kita melewati jalan (Yesus), menuju kebenaran (Yesus) dan hidup kekal (Yesus). Tiga peran Yesus. Semoga kita bisa melalui Yesus (sang Jalan).

BASUH KAKI SEKALI LAGI

Gambar
Kamis, 26 April 2018 BASUH KAKI SEKALI LAGI  Yoh 13: 16-20 FOTO: cefafortaleza.org.br Hari ini, Injil membahas soal Basuh Kaki. Pada awal trihari suci yang lalu, kita juga bersinggungan dengan tema ini. Kali ini, basuh kaki erat kaitannya dengan pelayanan. Yesus mengatakan, “Tidak ada pembantu yang lebih besar dari majikannya, tidak ada pembawa berita yang lebih besar dari pengirim berita.” Ini adalah sebuah kalimat menarik nan penuh makna. Yesus tahu bahwa Dia hanyalah Utusan dari Bapa. Bapalah yang mengirimnya ke dunia. Yesus tahu betul hal ini sehingga di dunia Ia menurun sampai dengan selevel dengan orang-orang kecil. Bahkan, basuh kaki yang menjijikkan mungkin dalam pandangan modern justru dipraktikkan oleh Yesus. Kiranya, Yesus mengajak kita untuk tetap waspada dan rendah hati. Kita punya kecenderungan untuk menjadi lebih besar dari yang lain, dari yang mengirim kita ke dunia. Bantulah kami Yesus agar bisa tetap rendah hati.

SANTO MARKUS, PENULIS INJIL PERTAMA

Gambar
Rabu, 25 April 2018 SANTO MARKUS, PENULIS INJIL PERTAMA  Mark 16: 15-20  FOTO: sawtelrab.org Hari ini, Gereja Katolik merayakan Pesta Santo Markus . Dia adalah penulis Injil yang pertama atau yang tertua yakni Injil Markus. Markus membantu kita mengikuti perjalanan misi Yesus di dunia. Perikop hari ini berbicara tentang Yesus yang mengutus para murid dan bagaimana para murid menjalankan misi mereka. Yesus memberi mere ka perintah untuk pergi dan dengan memberi kekuatan. Ini menarik karena persis inilah yang dibuat Markus. Ia pergi mewartakan Injil bersama Paulus dan Barnabas. Setelah pergi sebagai pewarta atau misionaris, Markus menulis Injilnya. Inilah cara Markus mewartakan Injil. Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah kita juga punya cara tersendiri untuk mewartakan Injil? Apakah kita mau PERGI dan mau melepaskan zona aman kita? Selamat Pesta Santo Markus.

BERI TEMPAT UNTUK YESUS

Gambar
BERI TEMPAT UNTUK YESUS  Selasa, 24 April 2018 Yoh 10: 22-30 FOTO: aconquering.net Seperti kemarin, Injil hari ini masih seputar relasi Yesus dan Bapa. Seperti Gembala dan domba-domba. Yesus hari ini lebih tegas lagi mengatakan bahwa Dia dan Bapa adalah satu. Identitas inilah yang jadi obyek pertanyaan orang Yahudi. Untuk memahaminya, kita mesti masuk dalam logika Yesus, masuk dalam kandang domba. Dengan kata lain, pem ahaman itu mesti datang dari Tuhan sendiri. Jika Tuhan sedang datang, kita mesti beri tempat untuk-Nya. Jika tidak ada tempat untuk Yesus, kita tidak akan bisa mengerti siapakah Yesus itu. Maukah kita beri tempat untuk Yesus dalam hati kita? Jika tidak, mesti kita bertanya-tanya, kita tidak akan mengerti relasi Yesus dan Bapa.

YESUS ADALAH PINTU KITA

Gambar
YESUS ADALAH PINTU KITA  Senin, 23 April 2018 Yoh 10: 1-10 FOTO: dominikanci.hr Injil hari merupakan bagian awal dari Injil kemarin. Masih berbicara tentang Gembala yang Baik. Hari ini Yesus tegaskan lagi perannya sebagai Gembala. Sebagai Gembala, Ia merelakan dirinya menjadi pintu. Kita diajaknya untuk masuk melalui Dia. Ini sangat bagus dan kiranya menarik untuk kita. Sederhananya, Yesus mengajak kita untuk berjala n melalui-Nya sebelum kita beraktivitas.  Di Eropa, ada kebiasan anak-anak pergi ke gereja atau lewat di kapel sekolah Katolik sebelum masuk kelas. Baik jika kita juga meniru sikap ini dalam keseharian kita. Kalau tidak memungkinkah hadir misa di gereja, ingatkah dan ajaklah Yesus berbicara dengan kita sebelum kita mulai bekerja. Selamat mencoba.

YESUS GEMBALA YANG BAIK

Gambar
YESUS GEMBALA YANG BAIK Minggu, 22 April 2018 Yoh 10: 11-18 FOTO: jesusfound.me Bertepatan dengan Minggu Panggilan, hari ini Injil berbicara tentang Gembala yang baik. Gembala yang baik ini yang adalah Yesus sendiri memiliki 2 karakter utama: memberikan nyawanya dan mengenal domba-dombanya. Dalam Kitab Suci bahasa Italia nyawa diganti dengan hidup. Memang nyawa adalah hidup. Gembala yang baik adalah Dia yang memberi kan hidupnya. Kata "memberi" amat penting, muncul 5x dalam Injil hari ini. Memberi berkaitan juga dengan "mengenal". Dia yang memberi akan mengenal dia yang menerima.  Yesus adalah gembala kita. Dia mengenal kita dan memnerikan nyawa untuk kita. Itulah sebabnya Dia bisa melindungi kita kapan dan dimana saja.  Kita sebagai pengikut Yesus juga kiranya bisa meniru sikap Yesus ini: memberikan nyawa dan mengenal sesama.  SELAMAT HARI MINGGU

YESUS: APAKAH KAMU PERGI JUGA?

Gambar
Sabtu, 21 April 2018 YESUS: APAKAH KAMU PERGI JUGA?  Yoh 6: 60-69 FOTO: lasacrafamiglia.it Bagian akhir dari perikop Injil ini amat srek. Yesus menantang atau bertanya pada para rasul: apakah mereka pergi juga seperti banyak pengikut lainnya. Petrus dengan tegas mengatakan, “Tidak!” Petrus tahu hanya Yesus yang punya Sabda dan Hidup kekal. Pengikut lain memang pergi karena kata-kata Yesus amat keras.  Kadang-kadang, kita s eperti pengikut Yesus golongan pertama, pergi jauh dari Yesus. Ini bisa terjadi saat kita bosan dan tidak punya pegangan hidup lagi. Hanya sebagian kecil dari kita yang dengan tegas menjawab seperti Yesus. Maka, mari kita berdoa agar kita tidak mudah menjauh dari Yesus hanya karena kata-kata Yesus terlalu keras maknanya untuk kita. Inilah kesempatan emas bagi kita untuk berubah.

ALLAH MEMBERI KITA MAKANAN

Gambar
Jumat, 20 April 2018 ALLAH MEMBERI KITA MAKANAN  (Yoh 6:52-59) FOTO: pefle4.com.br Allah begitu bijaksana pada kita. Kemarin, kita merenungkan tentang Roti yang hidup. Hari ini tema itu muncul lagi. Untuk hal ini, kita mesti masuk dalam seluk beluk relasi Allah dan manusia. Kita tahu bahwa Allah memberi kita Yesus, Putra-Nya. Yesus sendiri selalu mengajak kita untuk percaya pada-Nya sebab Dia datang dari Bapa. Dan, ha ri ini Allah memberi kita makanan spiritual. Tidak tanggung-tanggung, makanan itu adalah Tubuh dan Darah Yesus. Kita menerima dua hal ini setiap kali mengikuti perayaan Ekaristi. Maka, saat kita mengikuti misa dan menerima komuni kudus, kita benar-benar sedang berjumpa dengan Allah. Semoga bacaan ini mengingatkan kita alan Tubuh dan Darah Yesus.

PANGGILAN MENJADI KATOLIK

Gambar
Kamis, 19 April 2018 CATATAN TAMBAHAN:  PANGGILAN MENJADI KATOLIK FOTO: passiochristi.org Injil hari ini begitu kaya untuk direnungkan. Saya menambah catatan di renungan hari ini karena menemukan hal menarik lainnya. Injil ini rupanya berbicara juga tentang panggilan. Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku...,” (Yoh 6:44). Menjadi orang Katoli k adalah sebuah panggilan. Kita semua menjadi Katolik karena panggilan. Bapa memanggil kita untuk menjadi anak-Nya. Kita semua dipanggil dan kita menjawab YA saat kita menerima Sakramen Pembaptisan. Hari ini, kita diingatkan kembali akan panggilan itu seperti Yesus mengingatkan para murid-Nya. Jika kita tidak menyadari panggilan ini, kita tidak mungkin tertarik menjadi orang Katolik.

MELALUI ROTI YANG HIDUP

Gambar
Kamis, 19 April 2018 MELALUI ROTI YANG HIDUP (Yoh 6: 44-51) FOTO: eldia.es Kita masih melanjutkan pembicaraan tentang roti yang hidup. Roti ini rupanya bisa membantu kita memahami Allah. Yesus terus mengajak kita untuk memahami arti dari roti yang hidup. Roti itu rupanya bisa menjadi pesan dari Allah untuk kita. Kita diajak untuk mengenal Allah melalui roti yang hidup itu. Dengan demikian Allah dan Yesus adalah  satu. Ini yang Yesus sampaikan terus menerus. Mendengar Yesus berarti mendengar Dia yang mengutus Yesus. Kiranya mengenal Allah juga membantu kita memahami diri kita. Siapa kita di hadapan Allah? Allah hadir lewat figur Yesus, percayakah kita?

YESUS SANG ROTI HIDUP

Gambar
Rabu, 18 April 2018 YESUS SANG ROTI HIDUP  Yoh 6: 35-40 FOTO: snap361.com Yesus menyebut diri-Nya sebagai roti yang hidup. Roti memang menghidupkan kita, tetapi mengapa Yesus memilih menjadi roti yang hidup? Orang yang makanan utamanya adalah roti seperti orang Eropa pada umumnya pastilah tahu betapa bergunanya roti. Roti bisa menyumbang tenaga baru, mengenyangkan yang lapar, dan sebagainya. Roti ini mengeyangkan  tetapi tidak untuk selamanya. Sementara Yesus menyebut dirinya “Roti yang menghidupkan.” Roti yang dimaksud tentu saja adalah diri-Nya yang bukan saja mengeyangkan tetapi juga memberi kita hidup. Yesus mengajak kita akan satu hal yakni percaya pada-Nya. Siapa yang percaya berarti dia juga percaya pada Bapa di surga. Percayakah kita?

JANGAN MENCOBAI YESUS

Gambar
Selasa, 17 April 2018 JANGAN MENCOBAI YESUS Yoh 6: 30-35 FOTO: lysinatten.wordpress.com Kemarin, Yesus meminta kita untuk mencari makanan spiritual. Hari ini, Dia mengajak kita untuk mendalami sumber makanan itu. Kita tahu, sumbernya adalah Bapa di surga namun kita tidak percaya dengan hati dan terus menerus meminta tanda fisik dari Yesus. Yesus pada saat itu sudah menunjukkan tanda-tanda ini kepada para murid, misalnya dengan  memberi makan 5 ribu orang, dan sebagainya. Itu rupanya belum cukup bagi mereka. Kita kiranya tidak beda dengan mereka. Saat ini, banyak orang cenderung menuntut Tuhan untuk mengikuti keinginan mereka. Peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus adalah tanda yang paling besar kita maka jangan mencobai Yesus lagi dengan meminta tanda.

PERCAYALAH DAN JANGAN MENCARI

Gambar
Senin, 16 April 2018 PERCAYALAH DAN JANGAN MENCARI  (Yoh 6: 22-29) FOTO: nadas-adventures.co.za Pelajaran menarik dari pertemuan antara Yesus dan orang banyak yang mencarinya. Yesus menantang mereka untuk mencari makanan spiritual dan bukan makanan jasmani seperti yang mereka nikmati sebelumnya. Makanan spiritual ini hanya didapat dari Dia yang mengutus Yesus ke dunia. Itulah sebabnya Yesus mengajak mereka untuk percaya pada S ang Pengutus. Bagaimana dengan kita? Kita butuh makanan tetapi kita juga butuh makanan spiritual. Setiap orang mempunyai kerinduan untuk percaya pada seseorang yang dianggapnya bisa mendengar suara hatinya. Bagi orang Katolik, Dia itu adalah Bapa yang mengutus Yesus. Jika kita percaya pada Dia, makanan spiritual itu akan kita dapat.

ROTI ITU MENGINGATKAN MEREKA

Gambar
Minggu, 15 April 2018 ROTI ITU MENGINGATKAN MEREKA  (Luk 24: 35-48) FOTO: flickriver.com Betapa berharganya roti yang Yesus pecahkan itu. Roti itu menjadi titik balik bagi dua murid di Emaus. Melihat itu, mereka sadar ini Yesus. Sebelumnya, Yesus bersama mereka namun mereka tidak tahu betul siapakah itu. Yesus membuka mata mereka melalui pemecahan roti itu. Dengan peristiwa ini, dua murid Emaus itu menjadi saksi akan k ebangkitan Yesus. Dua kali mereka mengalaminya: dalam perjalanan dan dalam rumah. Ini tanda bahwa Yesus memang benar-benar ingin membuka mata mereka. Boleh jadi kita juga tidak bisa membuka mata saat Yesus hadir melalui sesama yang bercakap-cakap dengan kita. Seoang komentator dari Italia mengatakan, Emaus adalah simbol keseharian kita. Emaus bukan tempat atau kota. Kalau begitu kita boleh bilang Emaus adalah keseharian kita seperti pasar, sekolah, tempat kerja, gereja bahkan alun-alun kampung dan kota. Jika Yesus hadir di tempat ini, mengapa kita

YESUS DI ATAS LAUT

Gambar
Sabtu, 14 April 2018 YESUS DI ATAS LAUT (Yoh 6: 16-21) FOTO: obrerofiel.com Para rasul takut karena perahu mereka terombang ambing oleh ombak. Saat itu Yesus datang menyelamatkan mereka dengan berjalan di atas air. Mereka takut juga melihat Yesus seperti ini. Untunglah Yesus membuka mata dan hati mereka. Mereka pun mengenal-Nya kemudian. Ini karena Yesus mengatakan sendiri kepada murid, “Ini aku.” Jika Yesus datang pada kita setiap saat, bagaimana reaksi kita? Apakah takut seperti para murid? Mestinya tidak. Tapi kalau takut pun tidak masalah asal setelahnya menemukan Yesus dan mengenalnya.

TUHAN TAMBAH YANG KAMU BERI

Gambar
Jumat, 13 April 2018 TUHAN TAMBAH YANG KAMU BERI  (Yoh 6: 1-15) FOTO: averdadeolibertara.wordpress.com Yesus memberi makan lima ribu orang. Ada sisanya lagi. Mereka semua senang tetapi Yesus tidak. Dia memang berterima kasih pada anak muda yang mempunyai roti itu tetapi akhirnya Dia tahu bahwa orang-orang datang untuk mengisi perut mereka saja. Mereka pikir jika Tuhan memberi makanan berarti mereka diberkati. Padahal Yesus bermaksud aga r mereka mendengar ajaran-Nya. Apa boleh buat, setelah kenyang, mereka senang dan bye bye. Tuhan rupanya menginginkan keikutsertaan kita dalam karya-Nya. Jadi, daripada selalu meminta pada Tuhan lebih baik mulailah dengan memberi yang kita punya. Yang lain akan Tuhan tambahkan.

TUHAN YANG KITA IMANI ADALAH....

Gambar
Kamis, 12 April 2018 TUHAN YANG KITA IMANI ADALAH.... Yoh 3: 31-36 FOTO: exavius.com Kita mengimani Tuhan yang datang dari atas atau Tuhan yang berelasi dengan manusia. Jika kita mengatakan ‘kita percaya Tuhan’ itu kiranya belum cukup. Tuhan seperti ini adalah Tuhan secara umum yang bisa saja tokoh idola kita, ide dalam kepala kita, binatang kesayangan kita. Kita, orang Katolik, tidak mengimani Tuhan secara umum se perti ini. Tuhan yang kita imani adalah Tuhan yang ada di atas dan yang turun ke dunia dengan mengirim Anak-Nya Yesus Kristus. Jadi, bukan Tuhan impersonal tapi Tuhan yang adalah pribadi. Yesus sudah bangkit dan Dia meninggalkan Roh Kudus pada kita untuk membantu kita dalam hal doa, menghibur, dsbgainya. Inilah juga yang menjadi ciri khas iman kita: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Nikodemus yang ahli Kitab Suci itu mesti lahir kembali untuk mengerti semuanya ini.

KITA ADALAH ANAK-ANAK TERANG

Gambar
Rabu, 11 April 2018 KITA ADALAH ANAK-ANAK TERANG Peringatan St Stanislaus Yoh 3: 16-22 FOTO: catholictradition.org Yesus melanjutkan diskusi kemarin dengan Nikodemus. Kali ini tentang percaya dan sumber air hidup . Tak ada cara lain untuk mengerti cinta Allah selain percaya pada Yesus termasuk ketika kita ditinggalkan.  Yang percaya—kata Yesus—akan memperoleh hidup kekal. Mereka yang percaya masuk kategori anak-anak terang. In i adalah anugerah untuk membuka mata kita dengan yang lain. Kita adalah anak-anak terang tapi lebih cinta kegelapan. Ini adalah sebuah kebiasaan kita yakni memilih sesuai kriteria kita.  Jadi, kita mesti tetap berdoa agar kita makin sadar akan identitas sebagai anak-anak terang.

NICODEMUS DENGAR NASIHAT YESUS

Gambar
Selasa, 10 April 2018 NICODEMUS DENGAR NASIHAT YESUS  (Yoh 3: 7-15) FOTO: cercoiltuovolto.it Dialog menarik antara Yesus dan Nikodemus. Satu kata penting adalah lahir kembali . Inibukan soal fisik melulu seperti yang dibayangkan Nikodemus. Lahir kembali berarti memiliki cara pandang baru seperti yang Yesus katakan. Lahir dari atas seperti Yesus memandang kita dari atas Salib.  Kita butuh kesempatan untuk lahir kembali dari at as. Lahir dengan mental yang baru dari Allah. Allah menghendaki kita memiliki mental cinta seperti yang ditunjukkan Anak-Nya, Yesus Kristus yang berkorban sampai mati di atas salib. Tidak ada figur lain yang bisa dicontoh selain Yesus sendiri.  Mau dan siapkah kita lahir kembali seperti yang Yesus anjurkan?

HARI RAYA KABAR SUKACITA

Gambar
Senin, 9 April 2018 HARI RAYA KABAR SUKACITA  (Luk 1: 26-38) FOTO: mostmercifuljesus.com  Hari ini adalah Hari Raya Kabar Sukacita: Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel. Renungan ini pun dibuat berdasarkan Kalender Liturgi dalam bahasa Inggris dan Italia. Kita di Indonesia merayakan pesta ini pada 24 Maret yang lalu. Tidak salah jika menelaah sikap Maria. Andai dia menjawab TIDAK atas undangan Allah, sejarah baru di duni a ini terbentuk.  Namun, Maria menjawab YA dan sejak saat itu dia mengikuti rencana Allah dalam hidupnya. Tindakan dan sikapnya berubah total sejak Gabriel memberi berita ini. Hal penting di sini adalah mengikuti Kehendak Allah, menuruti rencana Allah bagi kita. Dalam hal ini, kita bisa meniru sikap Maria.

YESUS MENYADARKAN THOMAS

Gambar
Minggu, 8 April 2018 YESUS MENYADARKAN THOMAS Yoh 20: 19-30 FOTO: parrocchiacampiglia.it Thomas sama dengan beberapa murid lainnya yang sulit percaya tanpa bukti fisik. Boleh jadi kita juga demikian. Bukti fisik bagi Thomas amat penting. Saking pentingnya sampai-sampai kesaksian teman-temannya pun diabaikan.  Yesus tahu benar keadaan ini. Ia pun tak gentar masuk dan membuka mata dan hati mereka: hadir di tengah para murid yang sedang berkumpul, dan menyuruh Thomas memasukkan jarinya ke bekas luka di tubuh Yesus. Kepada para murid, Yesus memberi DAMAI, ROH KUDUS, dan RAHMAT PENGAMPUNAN. Inilah hadiah terindah bagi para murid—dan bagi kita—dari Yesus yang bangkit. Jika Thomas melihat langsung dan percaya, kita tidak melihat tetapi percaya. Inilah yang disebut berbahagia oleh Yesus. Ini tidak mudah namun jika kita mau membuka hati, kita akan mampu berkata, “Ya Tuhan dan Allahku,” seperti ungkapan kekagetan Thomas.  Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati.