Postingan

BUTUH DISEMBUHKAN

Gambar
Senin, 10 September 2018 BUTUH DISEMBUHKAN Lukas 6: 6-11 Jika kita terbiasa melihat yang baik, segala sesuatu akan terlihat baik. Sebaliknya jika kita terbiasa melihat yang buruk, segala sesuatu akan terlihat buruk. Beginilah gambaran orang Farisi dan Ahli Taurat dalam Injil hari ini. Mereka tidak bisa melihat kebaikan yang Yesus lakukan; menyembuhkan orang yang mati tangannya. Mereka malah melihat kebaikan ini sebagai perbuatan melanggar hukum. Alasannya, dibuat pada hari Sabat dan di Bait Allah pula. Boleh dibilang mereka datang ke tempat kudus ini hanya untuk melihat sisi negatif dari perbuatan Yesus. Mereka ini sebenarnya yang butuh disembuhkan. Orang cacat tangan tadi punya niat baik datang ke sini yakni untuk disembuhkan. Tetapi, sepertinya orang Farisi dan Ahli Taurat mesti disembuhkan juga. Kita kadang seperti orang Farisi; cenderung melihat sisi negatif dari orang yang kita tidak suka. Jadinya, semua yang dia perbuat adalah buruk. Kita butuh disembuhkan.

BELAJAR DARI “JOJO”

Gambar
Minggu, 9 September 2018 BELAJAR DARI “JOJO” Markus 7: 31-37 Beberapa tahun lalu, saya tinggal di panti asuhan. Di sana saya bertemu banyak orang cacat fisik. Saya kagum dengan seorang anak kecil yang bukan saja tuli tetapi juga tidak bisa bicara. Komunikasi kami waktu itu hanya dengan bahasa simbol. Misalnya dengan memperagakan cara mengambil sendok dan memasukkannya ke mulut untuk mengatakan makan. Sedangkan untuk minum kami memperagakan cara memegang gelas lalu memasukkannya ke mulut. Kekaguman saya makin besar saat saya tahu bahwa dia mengerti bahasa simbol saya. Kedua bahasa simbol di atas hanyalah contoh dan biasa kami gunakan dalam komunikasi sehari-hari dengan mereka. Reaksinya masih saya ingat saya dia mengerti bahasa saya: dia akan tersenyum dan melihat saya. Dalam Injil hari ini, kita berjumpa dengan orang semacam ini. Orang-orang membawanya pada Yesus. Sayangnya dia tidak bisa berkomunikasi dengan Yesus. Mulut dan telinganya tertutup. Yesus pun memperla

CINTA AGAPE ALA YESUS

Gambar
Minggu, 6 Mei 2018 CINTA AGAPE ALA YESUS Yoh 15: 9-17 FOTO: pinterest.com Hari-hari ini, tema cinta menjadi menu Injil harian. Kita selalu bersinggungan dengan tema cinta tiap kali mendengar bacaan dari Yohanes. Sebagaimana kita tahu, dalam Yohanes, Yesus berbicara secara langsung; saya mengatakan, saya meminta kalian, dan sebagainya. Dalam Injil Sinoptik biasanya jarang seperti ini. Seperti Injil hari ini mengisahk an bagaimana Yesus memerintah murid-Nya untuk mencintai satu sama lain. Menarik juga karena Ia mencintai mereka lalu menyuruh mereka mencintai seperti Yesus mencintai mereka. Perintah setelah beri contoh. Cinta ini adalah cinta Kristiani. Yesus menyuruh kita juga untuk saling mencintai. Mencintai di sini unik karena kita mencintai seperti kita dicintai oleh Yesus. Kita mencintai bukan dengan model cintai duniawi. Mencintai ala Yesus adalah cinta agape: cinta tanpa mengharapkan imbalan. Ayah dan Ibu kita pada umumnya mencintai kita dengan cinta AGAPE kare

MARTIR ZAMAN SEKARANG

Gambar
Sabtu, 5 Mei 2018 MARTIR ZAMAN SEKARANG Yoh 15: 18-21 FOTO: papaboys.org Gereja Katolik abad ini menderita karena banyak anggotanya yang meninggal karena dibunuh atau dikenal dengan kematian sebagai martir. Martir memang mesti diakui dari Vatikan melalui komisi yang mengurus proses menjadi orang suci. Namun, tanpa pengakuan dari Vatikan, kita boleh menyebut mereka ini martir. Mereka dibunuh karena mewartakan cinta  Tuhan, cinta yang membebaskan. Kata Yesus, dunia akan membenci kalian dan ini karena nama-Ku.  Dua minggu lalu seorang Pastor meninggal di Filipina. Ia ditembak setelah misa. Seperti dia, banyak pastor lain yang meninggal pada tahun ini: di Kongo, Meksiko, dan beberapa negara lainnya. Mari kita berdoa untuk mereka. Meteka adalah para saksi betapa iman Kristiani mengefepankan cinta Allah yang tanpa batas.

YESUS: UNCONDITIONAL LOVE

Gambar
Jumat, 4 Mei 2018 YESUS: UNCONDITIONAL LOVE Yoh 15: 12-17 FOTO: hardfordshelter.org Mencintai musuh memang sulit bagi manusia tetapi tidak bagi Yesus. Yesus tahu, Ia sudah melakukannya maka Ia mengajak kita untuk melakukan hal serupa. Mencintai musuh adalah mencintai tanpa batas, tanpa syarat. Mencintai tanpa batas adalah cinta yang suci. Yesus mencintai kita tanpa batas. Lihatlah saat di kayu salib, Yesus tetap mencintai  panggilannya sebagai utusan Bapa. Ia tidak terbatas pada sengsara atau hidup enak. Ia terus menerus mewartakan bahwa Allah mencintai kita.  Mampukah kita seperti ini? Bersama Yesus kita bisa. Kita membaca kisah Injil hari ini terus menerus untuk mengingatkan kita akan cinta Tuhan. Selamat beraktivitas

YESUS ADALAH JALAN, KEBENARAN dan HIDUP

Gambar
Kamis, 3 Mei 2018 St Thomas dan St Yakobus YESUS ADALAH JALAN, KEBENARAN dan HIDUP Yoh 14: 6-14 FOTO: cclifefl.org Menarik melihat Yesus menunjukkan dirinya sebagai Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Jalan tentu amat penting untuk membuka arah ke tempat yang baru. Yesus bisa membuka pikiran kita ke arah pikiran-Nya. Pikiran-Nya adalah Kebenaran. Kebenaran bagi kita orang Kristiani—kata Paus Fransiskus—bukan sebuah idea tetapi seseorang; Yesus. Baik jika kita mempunyai relasi khusus dengan Kebenaran ini. Inilah yang akan menjiwai kehidupan kita. Yesus adalah Hidup yang akan menghidupkan jalan dan pikiran kita. Mari kita belajar dari St Thomas dan St Yakobus: murid Yesus sekaligus pencari kebenaran.

TINGGAL DALAM YESUS

Gambar
Rabu, 2 Mei 2018 SANTO ATANASIUS  (295-373), Pujangga Gereja TINGGAL DALAM YESUS Yoh 15: 1-8 FOTO: it.cultura.religioni.narkive.com Injil hari ini sama dengan hari Minggu kemarin. Kali ini baik jika kita merenungkan kata-kata Yesus: TINGGALLAH DALAM AKU. Tinggal berarti diam dan menetap. Yesus mengajak kita untuk diam dan menetap bersama-Nya. Tentang hal ini kita bisa lihat betapa kita kadang-kadang sulit untuk tinggal bersama Yesus. Beberapa murid bahkan tertidur. Tinggal dalam Yesus memang mesti total mengarahkan hati hanya pada-Nya.  Kita bisa belajar diam dan menetap dengan Yesus saat ini dari para rahib dan rubiah. Mereka ini adalah biarawan-biarawati yang tugasnya berdoa sepanjang hari dan sepanjang malam. Mereka tinggal selamanya di dalam biara yang tertutup. Tidak satu orang pun bisa masuk dalam rumah mereka. Santo Atanasius dari Mesir adalah pelopor yang memprrkenalkan kehidupan para monastik (rahib dan rubiah) ke Dunia Barat (Eropa). Selain itu, dia jug