HUKUM YANG UTAMA
HUKUM YANG UTAMA
Ahli Taurat termasuk kelompok yang menguasai betul
hukum-hukum Yahudi. Mereka kenyang dengan segala peraturan hukum sehingga satu
titik pun bisa dihitung. Karena kejelian ini, mereka kadang kurang bijaksana. Kebijaksanaan
bagi mereka tidak jauh dari melakukan perintah Tuhan yang sudah ada dalam hukum
Taurat. Maka, konsekuensinya adalah ritualiastik.
Dengan
modal ini juga, seorang dari mereka ingin mencobai Yesus. Dalil-dalil pun sudah
siap. Yesus tahu, orang ini mau mencobai Dia maka Dia juga menjawab dengan Sabda
Allah. Pertanyaan Ahli Taurat amat bagus, manakah hukum yang utama?
Yesus
dengan jelas menjawab: yang pertama adalah Dengarlah hai Israel, cintailah
Allahmu.. dan yang kedua adalah cintailah sesamamu. Cinta yang
penuh, vertikal dan horizontal. Kita memang tidak bisa mencintai Tuhan jika
tidak mencintai sesama. Sebab, Dia adalah Bapa kita, dan kita adalah saudara
dan saudari.
Ahli
Taurat tahu benar hukum ini, dan Yesus memujinya. Dia senang juga.
Kita
bisa saja senang jika bisa mencintai sesama dan mencintai Tuhan. Tetapi,
kadang-kadang amat susah. Kita memang sudah menerima cinta itu dari Tuhan sejak
kita diciptakan-Nya. Kita diajak untuk membagikan cinta yang kita terima secara
gratis ini. Dalam hal ini, ajakan untuk mencintai dari Yesus
adalah sebuah ajakan yang amat penting.
Penting
karena cinta kita masih lemah. Cinta kita tercampur dengan dosa kita, dengan
kelalaian kita, dengan segala perasaan benci kita. Maka, cinta kita tidak
bersih.
Cinta
yang bersih dan tulus adalah cinta yang ditunjukkan oleh Tobia dan Sara dalam
bacaan pertama hari ini. Tobia berkata dalam doanya, Tuhan, saya ambil
saudariku ini, bukan karena nafsu birahiku tetapi dengan maksud memperoleh
keturunan. Sudilah kiranya mengasihi kami berdua.
Inilah
cinta yang tulus. Cinta seperti ini yang kita butuhkan dalam relasi antar-kita.
Mari kita berdoa pada Yesus agar Ia memberi kita kekuatan untuk menerima Kerajaan
Allah sebab dalam Kerajaan ini kita bisa mencintai dengan penuh.
Bacaan Injil Kamis, 8 Juni 2017: Markus 12: 28-34
Kamis
Pekan Biasa IX
*Selamat
Bekerja
Komentar
Posting Komentar