CINTA YANG HIDUP
CINTA YANG HIDUP
Banyak orang
mengungkapkan rasa cintanya dengan berbagai kalimat indah. Tetapi, sedikit
sekali yang mengubah cintanya dalam tindakan nyata.
Yesus dalam Injil
Minggu Paskah VI ini menunjukkan cinta yang sebenarnya. Cinta yang benar adalah
cinta yang nyata dalam kehidupan. Cinta itu terwujud dalam tindakan, bukan
dalam kata-kata. Maka, cinta itu bukan ungkapan tetapi tindakan yang hidup.
Inilah harta
terindah yang Yesus tinggalkan bagi para murid-Nya. Jika kita merasa sebagai
murid Yesus, kita juga mestinya melihat cinta yang hidup ini. Yesus memang
mengajak para murid untuk melihat perintahnya ini. Perintah itu mengarahkan
mereka untuk saling mencintai dan juga untuk mencintai Yesus.
Yesus
menyampaikan ini karena sebentar lagi Dia akan pergi pada Bapa. Cinta ini
dengan demikian adalah harta berharga yang ditinggalkan Ayah pada anak-anaknya.
Selain cinta, Yesus juga mengirimkan pada kita Roh Kebenaran, paraclitò,
untuk tinggal bersama kita. Roh ini ada jika kita mau mendengar dan merasakan
kehadirannya. Ini tidak mudah sebab dunia tidak mau mendengarnya. Jika kita
mau, kita juga akan bisa mendengarnya.
Jika
kita mendengarnya, kita akan masuk dalam relasi cinta Yesus tadi. Cinta yang
ditawarkan Yesus memang adalah cinta relasi. Bukan cinta eksklusif. Yesus mengajak
kita untuk berelasi. Maka, pada akhirnya kita juga akan tahu bahwa, Yesus ada
bersama Bapa, dan kita bersama Yesus, dan Yesus bersama kita. Inilah cinta yang
diikat oleh Kasih. Siapa mengasihi Yesus, ia dikasihi Bapa.
Kita
seringkali mendengar ungkapan cinta yang indah. Tetapi, kita jarang melihat orang-orang berbuat dengan semangat cinta. Madre
Teresa dari Calcuta pernah bilang, Banyak orang bisa melakukan hal
besar, tetapi sedikit sekali yang bisa melakukannya dengan CINTA YANG BESAR.
Jika kita ingin
mendapatkan cinta yang hidup, kita boleh melakukan banyak hal kecil dengan
cinta yang besar.
MINGGU
PASKAH VI
Bacaan Injil Minggu, 21 Mei 2017: Yohanes 14, 1-12
*Selamat
Hari Minggu
Komentar
Posting Komentar